ABSTRAK
Susi Susanah. (A1C3 14 069), “Efek Variasi Perbandingan Pasir dan Ampas Sagu Terhadap Porositas Batako”.
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan limbah ampas sagu yang sampai saat ini belum tertangani secara baik, sehingga dijadikan alternatif sebagai agregat ringan atau bahan tambah dalam pembuatan batako. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai porositas pada masing-masing batako sebelum dan sesudah ditambahkan ampas sagu.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 6 buah batako. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan benda uji batako, perbandingan volume ampas sagu sebagai pengganti pasir mulai dari 0 ml, 368 ml, 778 ml, 1235 ml, 1750 ml, dan 2335 ml. Proses pembuatan benda uji dimulai dari pengujian kadar air ampas sagu, pengeringan ampas sagu dan penyediaan bahan utama (pasir, semen, dan air). Kemudian bahan-bahan tersebut ditimbang sesuai kebutuhan benda uji yang akan dibuat, dicampurkan dan dicetak menggunakan cetakan batako yang berukuran 40 cm x 20 cm x 10 cm dan dilakukan perawatan dengan direndam didalam air. Batako yang telah berumur 28 hari kemudian dilakukan pengujian porositas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai porositas batako pada komposisi campuran 0 ml ampas sagu dihasilkan nilai porositas batako sebesar 6,986%. Komposisi campuran 368 ml, 778 ml, 1235 ml, 1750 ml, dan 2335 ml ampas sagu dihasilkan nilai porositas secara berturut-turut sebesar 6,745%, 7,948%, 7,412%, 5,045%, dan 7,425%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penambahan ampas sagu akan meningkatkan dan menurunkan nilai porositas. Nilai porositas batako terbesar yaitu pada komposisi campuran 778 ml ampas sagu dan nilai porositas batako terkecil yaitu pada komposisi campuran 1750 ml ampas sagu.

kata kunci: batako, ampas sagu, dan porositas.