RINGKASAN
RAMLAN (M1A113073). Penerapan Teknik Silvikultur Sengon (Falcataria moluccana Miq.) oleh petani Hutan Rakyat di Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton Utara dibimbing oleh Dr. Faisal Danu Tuheteru, S.Hut., M.Si selaku pembimbing I dan Albasri, S.Hut., M. Hut selaku pembimbing II.
Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana praktek silvikultur yang diterapkan oleh petani sengon di Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton Utara ?, (2) Bagaimana pertumbuhan sengon yang terdapat di Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton Utara ?. Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui praktek silvikultur yang diterapkan oleh petani hutan rakyat sengon yang ada di Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton Utara. Kegunaan dari penelitian ini adalah (1) Sebagai informasi terkait aspek silvikultur sengon oleh para petani sengon; (2) Di peroleh informasi mengenai pertumbuhan sengon di Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton Utara; (3) Menjadi bahan acuan untuk penelitian lainya, terutama yang relevan dengan penelitian ini.
Populasi dalam penelitian ini adalah hutan rakyat sengon yang ada di Desa Kotawo, Dampala Jaya, Karya Bhakti dan Labulanda Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton Utara seluas 6 ha dan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan intensitas sampling 4%, Menurut Indiyanto (2010) plot sampel berukuran lebar 20 m dapat dibuat dengan intensitas sampling 2%-10% dimana semakin besar intensitas sampling maka akan semakin representative. Sumber data dalam penelitian ini terbagi atas dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang di peroleh melalui pengamatan dan pengukuran yang meliputi data pertumbuhan tegakan sengon berupa keliling, tinggi total, serta luasan, dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan petani hutan rakyat sengon. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi atau lembaga-lembaga yang terkait dengan lokasi penelitian yang mempunyai relevansi dengan penulisan hasil ini, yang meliputi: data geografis lokasi penelitian dan lain-lain yang ada relevansinya dengan obyek. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) praktek silvikultur sengon (Pengumpulan benih, Penanaman, Pemeliharaan tanaman); (2) pertumbuhan tegakan sengon (diameter, tinggi, tinggi dominan, luas lahan, umur, volume, riap)
Penelitian ini dilakukan diempat lokasi yaitu di Desa Kotawo, Desa Dampala Jaya, Desa Karya Bakty dan Desa Labulanda Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton Utara. Pada bulan Oktober sampai November 2018 dilakukan dengan tiga tahapan yaitu pemilihan lokasi, wawancara dengan pemilik lahan sengon dan inventarisasi tegakan.
Hasil penelian menunjukan bahwa, petani sengon di Kecamatan Kulisusu Barat menanam sengon (Falcataria moluccana Miq.) tanpa pelatihan khusus teknik silvikultur sengon, para petani memperoleh informasi budidaya sengon melalui pengalaman sendiri dan pengalaman petani yang sudah lebih dulu menanam sengon . Keempat petani sengon di Kecamatan Kulisusu Barat memiliki pekerjaan tetap sebagai wirasuwasta (100%), tani dan nelayan merupakan pekerjaan sampingan yang ditekuni salah satunya yaitu menanam sengon. Para petani menanam sengon karena motivasi ekonomi.
Teknik silvikultur yang diterapkan diantaranya pengadaan bibit, persiapan lahan, penanaman, dan pemeliharaan meliputi penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, dan penjarangan. Petani di Kecamatan Kulisusu Barat menanam bibit sengon ke lapangan dengan ukuran tinggi 20-30 cm dengan ukuran lubang tanam dan jarak tanam bervariasi, diantara 10 cm x 15 cm x 10 cm sampai 15 cm x 20 x 20 cm untuk lubang tanam, jarak tanam berkisar antara 2-3 m x 3-4 m. Petani di Kecamatan Kulisusu Barat tidak melakukan pemupukan baik itu pemupukan dasar maupun pemupukan lanjutan. Kegiatan pemeliharaan setelah penanaman meliputi penyiagan dan penjarangan. Kegiatan penyiangan yang dilakukan mulai umur 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun setelah penanaman. Keempat petani sengon di Kecamatan Kulisusu Barat melakukan penyiangan, bertujuan untuk menghilangkan dan membersihkan gulma atau vegetasi pesaing lainya disekitar tegakan sengon.
Kegiatan penjarangan yang dilakukan oleh para petani sengon bertujuan untuk menghilangkan sengon yang keriput atau yang memiliki kualitas yang tidak baik. Patani di Desa Lapandewa (Pak Waa Siu) melakukan penjarangan 1 kali dalam waktu 2 tahun dengan cara menebang pohon yang keriput atau yang sudah mati. Para Petani sengon melakukan perlindungan terhadap hama dan penyakit dengan cara pencegahan secara tradisional yaitu dengan cara membersihkan gulma tanaman. Volume per Ha tertinggi tegakan sengon (Falcataria moluccana Miq.) di Desa Karya Bakty pada tegakan sengon di lahan Pak Rasmin yaitu 1166.75 m³/ha sedangkan terendah adalah tegakan sengon di lahan Pak Waa Siu yaitu 343 m³/ha. Variasi volume tersebut karena umur tegakan, jarak tanam dan diduga faktor kesuburan tanah.
Kata Kunci : Sengon (Falcataria moluccana Miq.), Pertumbuhan, Penerapan Teknik Silvikultur
|