ABSTRAK
HESTI (G2 A1 15 017). Pengaruh Naungan, Penyiraman dan Trichoderma sp terhadap Perkembangan Penyakit Hawar Daun Phytophthora palmivora pada Kakao di Pembibitan (Di bimbing oleh Gusnawaty HS sebagai pembimbing I dan La Ode Santiaji Bande sebagai pembimbing II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh interaksi dan pengaruh tunggal naungan, penyiraman, dan Trichoderma sp terhadap pertumbuhan dan intensitas penyakit hawar daun Phytophthora palmivora pada bibit kakao. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasah Laboratorium Lapangan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari pada bulan Agustus s/d Oktober 2017.
Penelitian ini menggunakan rancangan split split plot 3 faktor dengan rancangan dasar rancangan acak kelompok (RAK) sebagai berikut : Naungan (N0, N1 dan N2) sebagai petak utama, penyiraman (P1, P2 dan P3) sebagai anak petak dan Trichoderma sp. (T0 dan T1) sebagai anak anak petak yang terdiri dari 18 kombinasi perlakuan N0P1T0, N0P1T1, N0P2T0, N0P2T1, N0P3T0, N0P3T1, N1P1T0, N1P1T1, N1P2T0, N1P2T1, N1P3T0, N1P3T1, N2P1T0, N2P1T1, N2P2T0, N2P2T1, N2P3T0, dan N2P3T1 dan masing-masing kombinasi 3 tanaman diulang 3 kali sehingga jumlah keseluruhan 162 tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode analisis ragam, apabila berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tidak terdapat interaksi antara ketiga perlakuan terhadap kejadian penyakit pada pengamatan 4, 8, 12, 16 dan 20 hari setelah inokulasi dan pertumbuhan tanaman. Interaksi hanya terjadi pada kejadian penyakit pada pengamatan 12 hari setelah inokulasi . Interaksi terbaik pada kombinasi perlakuan tanpa naungan, penyiraman tiap dua hari dan dengan Trichoderma sp. (N0P2T1) dan perlakuan naungan 75%, penyiraman tiap tiga hari dengan Trichoderma sp. (N2P3T1). Perlakuan tunggal naungan berpengaruh nyata terhadap kejadian penyakit dan pertumbuhan (tinggi tanaman) pada pengamatan 16 hari setelah inokulasi, perlakuan tunggal naungan yang terbaik pada naungan 50%. Perlakuan tunggal penyiraman berpengaruh sangat nyata terhadap kejadian penyakit pada pengamatan 4 dan 8 hari setelah inokulasi dan berpengaruh nyata pada kejadian penyakit pada pengamatan 12 hari setelah inokulasi dan intensitas penyakit pada pengamatan 4, 8 dan 12 hari setelah inokulasi, perlakuan tunggal penyiraman yang terbaik pada penyiraman tiap tiga hari. Perlakuan tunggal Trichoderma sp. berpengaruh sangat nyata terhadap kejadian penyakit pada pengamatan 8, 12, 16 dan 20 hari setelah inokulasi serta berpengaruh nyata pada pengamatan 4 hari setelah inokulasi dan berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas penyakit pada pengamatan 8, 12, 16 dan 20 hari setelah inokulasi dan berpengaruh nyata pada pengamatan 4 hari setelah inokulasi. Pengaruh tunggal yang terbaik yaitu Trichoderma sp.
Kata Kunci : Naungan, Penyiraman, Trichoderma sp, Kejadian Penyakit, Intensitas Penyakit.
|