ABSTRAK
SARJUN
E1D1 14 043
Sarjun; “Studi Kinerja Arrester Akibat Sambaran Petir Pada Sitem Distribusi Tegangan Menengah 20 kV di Fedeer Ambeipua Menggunakan ATP”. Dibimbing oleh Ir. Samuel Jie, MT dan Mustamin,ST.,MT.
Salah satu gangguan yang paling dominan menimbulkan tegangan lebih transient pada jaringan sistem tenaga listrik adalah surja (surge) petir di bandingkan dengan faktor surja hubung. Gangguan yang terbesar dalam sistem tenaga listrik terjadi di daerah penyaluran (transmisi dan distribusi), karena hampir sebagian besar sistem terdiri dari penyaluran sehinggah diperlukan arrester yang lebih efisien untuk mengurangi pengaruh buruk dari sambaran petir. Dalam Studi kinerja arrester kali ini dilakukan pada feeder paling sering terjadi sambaran petir, berdasarkan data gangguan PT. PLN Area Kendari tahun 2017 gangguan yang paling banyak terjadi sambaran petir adalah Penyulang (Feeder) Ambeipua dengan banyak sambaran 9 kali.
Dalam studi ini digunakan dua model arrester dari pabrikan yang berbeda untuk mengetahui arrester yang lebih efisien untuk digunakan pada jaringan distribusi dan simulasi menggunakan software ATP (Alternative Transient Program). Pada simulasi ini digunakan arus impuls petir 20 kA dengan bentuk gelombang 8/20 μs dan lokasi sambarannya terjadi diarea percabangan yang tersambar diphasa A. Analisis dilakukan dengan membandingan antara sebelum menggunakan arester dengan setelah menggunakan arrester Ohio Brass dan CG Power Sistem dengan menggunakan model Pincenti-Giannettoni.
Dari hasil simulasi sambaran petir langsung sebelum menggunakan arrester di dapatkan tegangan terendah 1,3 MV hingga nilai yang tertinggi 5,3 MV. Setelah menggunakan arrester Ohio Brass lonjakan tegangan akibat sambaran petir mencapai nilai terendah 21,320 kV dan nilai tertinggi 2149,3 kV. Kemudian setelah menggunakan arrester CG Power Sistem tegangan terendah mencapai 28,069 kV dan nilai tertinggi mencapai 2149,5 kV.
Kata Kunci: Arrester, Feeder Ambeipua, Surge Petir, Alternative Transient Program (ATP).
|