ABSTRAK
ARIFIN, Stambuk A1A214004, dengan judul penelitian “Ritual Hewale-Wale’a Pada Masyarakat Desa Liya Togo Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi” dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Anwar, M.Pd selaku Pembimbing I dan Drs. Ali Hadara, M.Hum selaku Pembimbing II.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan latar belakang dilaksanakannya ritual Hewale-Wale’a pada masyarakat Desa Liya Togo Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi, (2) Untuk menguraikan proses pelaksanaan ritual Hewale-Wale’a pada masyarakat Desa Liya Togo Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi, (3) Untuk menguraikan makna simbolis dalam ritual Hewale-Wale’a pada masyarakat Desa Liya Togo Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi, (4) Untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada proses pelaksanaan ritual Hewale-Wale’a pada masyarakat Desa Liya Togo Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi, (5) Untuk mendeskripsikan apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam ritual Hewale-Wale’a.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang merujuk pada pendapat Helius Sjamsuddin yang terdiri dari tiga tahap yaitu (1) Heuristik, (2) Kritik Sumber, dan (3) Historiografi yang terdiri dari penafsiran, penjelasan, dan penyajian. Adapun Konsep dan Teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini ialah konsep kebudayaan, wujud kebudayaan, teori perubahan kebudayaan, konsep tradisi, konsep nilai dalam tradisi dan penelitian terdahulu.
Hasil penelitian menujukan bahwa (1) Latar belakang diadakannya ritual Hewale-Wale’a dikarenakan adalah warisan nenek moyang masyarakat Liya yang dilakukan karena terjadinya kematian beruntun anak dari sepasang suami istri dikarenakan sakit sehingga pada suatu malam pasangan ini bermimpi dan mendengar suara gaib dalam mimpi mereka suara tersebut mengarahkan mereka untuk melaksanakan ritual Hewale-Wale’a tersebut untuk menolak bala atau penyakit yang menyebabkan kematian anak-anaknya. (2) Proses pelaksanaan ritual Hewale-Wale’a terdiri dari tahap persiapan dan proses pelaksanaan (3) Makna simbolis yang terkandung dalam ritual Hewale-Wale’a sangat beragam serta terdapat pada alat dan bahan yang digunakan , bale (janur kelapa), katupa ura dan katupa oalu (ketupat ura dan ketupat delapan), ketupat ganda-ganda, kenari, pinang, tebu, pisang dan sirih, kamba nu dalima (kembang delima), wo’o (bambu), jagung, kelapa, benang (butera) dan senar (kalara). (4) Perubahan ritual Hewale-Wale’a yaitu beralihnya masyarakat menggunakan pengobatan yang moderen ketimbang pengobatan tradisional, pakaian yang dikenakan oleh ibu bayi yang dulunya memakai pakaian lariangi kini berubah dan menggunakan pakaian seadanya atau pakaian sehari-hari, Perubahan yang lain terletak pada peserta ritual yang dulunya adalah ibu dan bayi kini peserta yang melaksanakan ritual Hewale-Wale’a tak berusia bayi lagi melainkan berusia balita, anak-anak, atau remaja (5) Nilai yang terkandung dalam ritual Hewale-Wale’a terdiri dari nilai religious, nilai peduli sosial, nilai komunikatif, nilai toleransi, nilai kreatif.
|