ABSTRAK
Tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
Myctobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-paru. Kepatuhan pasien
sangat mempengaruhi keberhasilan terapi pada pasien TB paru. Jumlah obat yang lebih
sedikit umumnya akan meningkatkan kepatuhan pasien minum obat, sehingga pemerintah
menganggap penggunaan OAT KDT lebih baik dari OAT Kombipak. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan keberhasilan terapi penggunaan OAT KDT dan OAT Kombipak
pada penderita TB-Paru berdasarkan pemeriksaan BTA di Klinik Aisyiyah TB Kabupaten
Muna. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 - 14 November 2016. Jenis penelitian yang
digunakan adalah non eksperimental dengan pendekatan kuantitatif. Data penelitian berupa
data retrospektif yaitu semua data diambil dari rekam medik pasien TB paru yang menjalani
terapi OAT KDT dan OAT kombipak di Klinik Aisyah pada tahun 2015. Pada penelitian ini
populasinya adalah seluruh pasien TB paru yang berobat OAT KDT atau OAT kombipak di
Klinik Aisyah Kabupaten Muna tahun 2015,yakni sebanyak 157. Sampel penelitian minimum
terdiri atas 23 pasien yang menggunakan OAT kombipak dan 23 pasien OAT KDT diambil
secara acak. Analisa data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat (uji Chi
square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keberhasilan terapi
penggunaan OAT KDT dan OAT Kombipak pada penderita TB Paru di Klinik Aisyiyah
Kabupaten Muna tahun 2015.
Kata kunci: OAT KDT, OAT Kombipak, Pasien Tuberkulosis (TB) Paru,
|