ABSTRAK

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan lama dan biaya yang besar sehingga perlu dilakukan analisis secara farmakoekonomi agar didapatkan terapi yang efisien dan ekonomis karena mempertimbangkan faktor klinis berupa biaya dan terapi. Tujuan penilitian ini adalah untuk menganalisis antidiabetik oral mana yang paling cost-effective secara farmakoekonomi dilihat dari nilai ACER dan ICER. Penelitian ini merupakan studi non ekesperimental dengan metode dekstriktif dengan pengambilan data secara retrospektif yang dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai dengan bulan Januari 2018 melalui data rekam medik pasien rawat inap DM tipe 2 yang mendapatkan terapi antidiabetik oral tanpa insulin dengan parameter terapi 70-180 mg/dL. Sampel dalam penelitian berjumlah 48 pasien rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan menghitung biaya medik langsung meliputi biaya administrasi, biaya rawat inap, biaya laboratorium dan biaya obat baik obat antidiabetik oral dan obat penyakit komplikasi. Hasil penelitian menunjukkan biaya medik langsung terkecil dikeluarkan oleh pasien yang menggunakan glibenklamid pada ruang perawatan kelas III dengan biaya medik langsung sebesar Rp. 1.282.300. Biaya medik langsung terbesar dikeluarkan oleh pasien yang menggunakan glimepirid pada ruang perawatan VIP dengan biaya medik langsung sebesar Rp. 6.966.372. Berdasarkan penggunaan obat secara keseluruhan terapi yang paling cost effective adalah Metformin dengan nilai ACER Rp. 10.590 dan ICER Rp. -16.304.


Kata Kunci: Farmakoekonomi, DM Tipe 2, ACER, ICER.