ABSTRAK
AGUSRIANTO, 2018. ”Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Sains pada Tema 1 Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia di Kelas V SDN 5 Mandonga”. Hasil Penelitian. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo. Pembimbing (1) Dr. Rimba Hamid. M.Si dan (2) Drs.H. Amiruddin B, M. Kes.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada Tema 1 Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia di kelas V SD Negeri 5 Mandonga melalui penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 5 Mandonga. Total siswa kelas V yang menjadi subjek penelitian berjumlah 30 siswa yang dimana siswa perempuan sebanyak 12 dan siswa laki-laki sebanyak 18 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart yang berisi tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, evaluasi dan refleksi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah soal tes mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dan panduan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada Tema 1 Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia pada siswa kelas V SD Negeri 5 Mandonga. Dengan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 53,10 dan pada siklus II meningkat menjadi 68,57. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada Tema 1 Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia pada siswa kelas V SD Negeri 5 Mandonga. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 5 Mandonga. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas guru dan siswa. Pada siklus I pertemuan pertama aktivitas guru hanya 8 aspek yang terlaksana meningkat menjadi 11 aspek pada pertemuan kedua. Pada siklus II pertemuan pertama meningkat lagi menjadi 13 aspek yang terlaksana meningkat menjadi 14 aspek (semua aspek terlaksana) pada pertemuan kedua. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama dari 14 aspek, yang terlaksana sebesar 8 aspek meningkat menjadi 9 aspek pada pertemuan kedua. Pada siklus II pertemuan pertama dari 14 aspek, yang terlaksana sebesar 12 aspek meningkat menjadi 13 aspek pada pertemuan kedua.
Kata kunci : Kemampuan berpikir kritis, inkuiri terbimbing; Organ Gerak Hewan dan Manusia
|