ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis bentuk, makna, dan fungsi kategori fatis, serta relevansinya dengan pembelajaran bahasa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan komunikatif. Data penelitian dikumpulkan dari tuturan yang mengandung fatis pada masyarakat tutur yang berdomisili di Kota Baubau. Sumber datanya berasal dari 3 lokasi yang dipilih, yaitu komunitas ICI regional Baubau di worung kopi, interaksi di klinik Medika dr. Edi Natsir, dan satu lokasi lainnya yang dipilih secara acak. Dari hasil penelitian, terdapat 14 partikel fatis yaitu mi, toh, kan, dan, dih, eh, kah, ji, pale, lah, pi, pa, den, dan kok; 4 paduan partikel yaitu mi dan, mi eh, mi toh, dan mi kah; 6 kata yakni biina, bahaya, ngeri, kasihan, masa, dan begitukah; 8 frasa yaitu makan puji, lasunaamana, kurang ajar, luar biasa, gagah lagi, ada juga, assalamu alaikum, dan biasa saja; serta 10 klausa dan kalimat antara lain da gila Laanu ini eh, Jangan salah omong, dan halo assalamu alaikum abang, dimana posisi?. Dari segi makna antara lain bermakna mempersilakan, menyatakan permintaan, menanyakan sesuatu yang belum meyakinkan, menyatakan keluhan, memperjelas, menyatakan keluhan, menyatakan kekesalan, menyatakan sindiran, salam, dan peringatan. Dari segi fungsi, secara umum berfungsi untuk memulai, mempertahankan, mengukuhkan, menciptakan suasana kocak, dan mengakhiri komunikasi.
Kata kunci: pemakaian bahasa, kategori fatis, Kota Baubau.
|