ABSTRAK
Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Calabai: Perempuan dalam Tubuh Lelaki karya Pepi Al-Bayqunie. Pujiama A1DI 14 116. Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dalam karya sastra, termasuk novel dapat tergambar kepribadian tokoh cerita, khususnya tokoh utama. Kepribadian tokoh utama dapat dideskripsikan menggunakan analisis psikologi sastra dengan menerapkan psikologi kepribadian yakni psikoanalisis Sigmund Freud. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dua unsur kepribadian tokoh utama dalam novel Calabai: Perempuan dalam Tubuh Lelaki karya Pepi Al-Bayqunie yaitu: (1) struktur kepribadian dan (2) perkembangan kepribadian tokoh utama.
Sumber data penelitian ini adalah novel Calabai: Perempuan dalam Tubuh Lelaki karya Pepi Al-Baqyunie yang diterbitkan oleh Javanica, dengan ISBN 978-602-6799-05-0. Data diperoleh dengan teknik baca dan catat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) struktur kepribadian tokoh utama terdiri dari id, ego, dan superego. Id mempengaruhi tokoh utama, Saidi untuk mengejar kepuasan dan kesenangannya agar dapat merealisasikan keinginannya untuk berperilaku seperti perempuan karena pada dasarnya ia dilahirkan denagan jenis kelamin laki-laki tetapi ia memiliki naluri perempuan. Ego meredakan kecemasan-kecemasan dalam diri tokoh utama dengan berpura-pura menjadi lelaki sejati di depan ayahnya karena superego dapat mengendalikan sikap-sikap tokoh utama dengan memperingati bahwa ayahnya menolak dirinya yang menjadi calabai. (2) perkembangan kepribadian tokoh utama berupa mekanisme pertahanan yang terdiri atas represi, sublimasi, proyeksi, pengalihan (Displacement), rasionalisasi (Rationalization), reaksi formasi (Reaction Formation) dan regresi. Akan tetapi, dari tujuh mekanisme pertahanan tersebut, dalam penelitian ini hanya terdapat lima mekanisme pertahan antara lain: represi, sublimasi, pengalihan (Displacement), rasionalisasi (Rationalization), dan reaksi formasi (Reaction Formation). Saidi melakukan mekanisme pertahanan berupa represi untuk membuat ayahnya senang. Sublimasi dilakukan untuk mengangkat derajatnya. Pengalihan dilakukan untuk mengalihkan keinginannya yang terpendam untuk menggunakan atribut perempuan dapat dilakukannya dengan memakai lipstik ibunya secara sembunyi-sembunyi. Rasionalisasi dilakukan untuk meredakan kemarahan dan kecemasan terhadap warga yang mengusirnya. Reaksi formasi dilakukan sebagai bentuk pengalihan rasa benci dan marah menjadi perasaan sayang terhadap ayahnya.
Kata kunci: Kepribadian, Psikoanalisis, Novel Calabai: Perempuan dalam Tubuh Lelaki
|