ABSTRAK
Penyakit batu saluran kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit dengan pasien terbanyak dari bidang urologi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya batu saluran kemih, salah satunya yaitu asupan minum yang kurang. Hal ini disebabkan bila konsumsi air minum kurang maka produksi urin akan berkurang sehingga akan terjadi pengendapan sisa-sisa metabolisme yang bisa merupakan unsur dari pembentukan batu di saluran kemih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah konsumsi air minum terhadap kejadian batu saluran kemih di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari.
Penelitian ini menggunakan desain analitik obsevational dengan pendekatan case control. Variabel bebas adalah jumlah konsumsi air minum dan variabel terikat yaitu batu saluran kemih. Penelitian ini Rumah Sakit Bhayangkara Kendari dengan total sampel 140 sampel dengan 70 kontrol dan 70 kasus berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data-data tersebut diperoleh dengan menggunakan wawancara dan kuesioner.
Hasil penelitian dari 70 responden kasus, terdapat 65 sampel (92,9%) yang jumlah konsumsi air minum kurang mengalami batu saluran kemih. Berdasarkan uji statistik Chi-square, diperolehp-value sebesar 0,000
|