ABSTRAK
NURHANI (N1A114006). Peran Dua Kerajaan Dalam Mempertahankan Upacara Malabot Tumpe/Tumbe Di Sulawesi Tengah yang di bimbing oleh Wa Ode Sifatu selaku pembimbing I dan Ashmarita, selaku pembimbing II.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dua kerajaan dalam mempertahankan serta peran dua karajaan dalam pelaksanaan upacara malabot tumpe/tumbe, dan yang menghambat sebagian masyarakat Banggai sehingga tidak lagi ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan upacara malabot tumbe. Teori yang digunakan adalah pemikiran Radcliffe Brown tentang structural fungsionalisme dengan metode etnografi.
Hasil Penelitian: Kerajaan Banggai dan Kerajaan Matindok telah mencari legitimasi hukum atas kepemilikian tanah adat di daerah tepatnya di hutan bakiriang sehingga burung maleo terpelihara dengan baik sehingga upacara tumpe/tumbe tetap di laksanakan, kerajaan matindok mengantar telur burung maleo kepada kerajaan Banggai kemudian kerajaan Banggai Menjemput telur tersebut dan membagikan kepada yang berhak, namun adanya pekerjaan, dan kurangnya pemahaman terhadap budaya sendiri mengakibatkan turunnya partisipasi masyarakat kerajaan Banggai dalam pelaksanaan upacara malabottumbe. Kesimpulan: Hubungan kerajaan Banggai dan kerajaan Matindok dalam mempertahankan upacara malabottumpe/tumbe sangatlah erat dan saling mempunyai keterikatan antara satu sama lain karena upacara malabot tumpe/tumbe adalah warisan budaya leluhur yang harus dipertahankan dan dilestarikan oleh dua kerajaan tersebut.
Kata Kunci: Peran, Kerajaan, Upacara Malabot Tumpe/Tumbe,
|