MAKNA SIMBOLIK TIKAR ADAT (AMBAHI SORUME) BAGI MASYARAKAT TOLAKI DI KABUPATEN KONAWE | |
---|---|
ABSTRAK Hastuti, (G2P1 16 012). “Makna Simbolik Tikar Adat (Ambahi Sorume) Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe”. Tesis. Program Studi Pendidikan Seni, Pascasarjana Universitas Halu Oleo. Pembimbing I: I Ketut Suardika, Pembimbing II: Alberth Anyaman tikar adat (Ambahi Sorume) merupakan salah satu pranata kerajinan rakyat klasik suku Tolaki. Dalam Masyarakat Tolaki banyak menggunakan anggrek hutan (Sorume) sebagai bahan utama dalam pembuatan benda anyaman sorume sebagai kebutuhan kebudayaan dalam upacara adat seperti pesta perkawinan, ritual, musyawarah dan penerimaan tamu kehormatan. Oleh karena itu penulis mengangkat tiga masalah, yaitu (1) Bagaimanakah proses tahapan pembuatan tikar adat (Ambahi Sorume) Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe? (2) Bagaimanakah Makna simbolik dan Fungsi tikar adat (Ambahi Sorume) bagi Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe?, (3) Bagaimana nilainilai edukatif pada tikar adat (Ambahi Sorume) bagi Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe?. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan makna simbolik pada tikar adat (Ambahi Sorume) bagi Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sasaran yang menjadi sumber informasi (informan) adalah orang yang ahli dalam membuat anyaman sorume. Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh maka digunakan teknik keabsahan data berupa perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan. Penelitian ini menggunakan teori semiotika. Hasil penelitian menunjukan bahwa anyaman sorume merupakan tikar adat dalam Masyarakat Tolaki yang proses pembuatannya membutuhkan waktu dua minggu untuk menyelesaikan satu buah tikar. Makna simbolik anyaman tikar sorume terdiri dari: 1) Proses anyaman tikar sorume yang dihasilkan berbentuk persegi empat, yang memiliki ukuran awalnya hanya 50cm x 1.50cm, sekarang sudah berukuran 40cm x 1.30cm. Anyaman sorume memiliki anyaman tunggal, dalam anyaman tunggal tersebut terdapat motif geometris makna simbolnya yaitu suami, istri, mertua, anak dan nenek, ayah, ibu, anak. 2) Makna simbolik persegi empat yaitu melambangkan keseimbangan pemerintahan dalam menjaga kedaulatan daerah kerajaan Konawe dengan sebutan Siwole Mbatohu yaitu sisi kanan-kiri, dan sisi atas bawah; dan model dari bentuk segi empat wilayah alam, yaitu timur-barat, dan Utara-selatan. Memiliki warna yaitu warna kuning keemasan, merah, hijau dan hitam makna simboliknya kejayaan, keberanian, kemakmuran, kematian. Fungsi anyaman sorume terdiri beberapa bagian seperti fungsi sosial yaitu strata sosial mokole dan oata. Upacara adat yaitu tempat duduk seorang pemuka adat (Tolea atau Pabitara) dalam mombesara. Tikar kebesaran yaitu tempat duduk seorang bangsawan seperti Mokole dan Anakia. Budaya yaitu wujud budaya atau lambang budaya Tolaki, dan seni yaitu ekspresi diri pribadi. 3) adapun nilai-nilai edukatifnya dalam anyaman sorume yaitu nilai sosial, religius, nilai estetika dan nilai ekonomi sebagai penanda cirikhasnya. |
|
Pernyataan Tanggungjawab | |
Pengarang | Hastuti - Personal Name |
Edisi | |
No. Panggil | |
ISBN/ISSN | |
Subyek | Pendidikan Seni |
Klasifikasi | |
Judul Seri | |
GMD | Text |
Bahasa | Indonesia |
Penerbit | PASCA/pendidikan Seni |
Tahun Terbit | 2018 |
Tempat Terbit | UHO KENDARI |
Deskripsi Fisik | xii,92 hal,;28 cm |
Info Detil Spesifik | |
Lampiran Berkas | LOADING LIST... |
Ketersediaan | LOADING LIST... |