ABSTRAK
Hartati Muslihi Zimani. N1A614008.“Tuturan Dalam Tradisi Sangia Pada Masyarakat Kambowa di Buton Utara”. Dibimbing oleh Pembimbing I: Prof. Dr. La Niampe, M.Hum. Pembimbing II: Ajeng Kusuma Wardani., S.S. M.Hum.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan proses tradisi sangia Pada masyarakat Kambowa di Buton utara, (2) Mendeskripsikan makna yang terkandung dalam tuturan tradisi sangia pada masyarakat Kambowa di Buton Utara, dan (3) Mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisisangia pada masyarakat Kambowa di Buton Utara.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kambowa, Kabupeten Buton Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang telah ditentukan dengan menggunakan proposive sampling serta observasi langsung di lapangan. Data skunder dalam penelitian ini melalui bahan-bahan kajian pustaka berupa skripsi atau literatur yang relevan dengan objek yang diteliti. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik penentuan informan pada penelitian ini berjumlah lima orang. Dua orang selaku pemimpin ritual atau bhisa yang bernama WM dan LB sedangkan tiga orang selaku penari dari tradisi sangia bernama WW, IR, dan NW. Teknik analisis data terdiri atas tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa proses tradisi sangia melalui dua tahapan utama yaitu tahap persiapan dan tahap proses pelaksanaan. Tahap persiapan yaitu adanya musyawarah antara bhisa dan pemerintah desa dengan menentukan hari dan tanggal yang baik untuk mengadakan tradisi sangia. Tahap proses pelaksanaan meliputi : (1) proses ziarah ke makam Wa Ode Kalantue, (2) menuju wamalau atau tepi pantai, (3) penanda dahi, (4) memutari kamali sangia, (5) haroa atau baca-baca,(6)tarian sarungga atau mesarungga, (7) tarian mangaru, (8) pekolilima, (9) pembersihan, (10) batatombi, dan (11) pembagian ketupat.Makna yang terkandung dalam setiap tuturannya menjelaskan adanya harapan masyarakatnya untuk mendapatkan keberkahan dan rahmat agar terlindungi dari berbagai bencana atau malapetaka yang menimpa kampung dan diri mereka. nilai yang terkandung pada tradisi sangia mencakup empat nilai yaitu nilai religi, nilai sosial, nilai budaya, dan nilai etika.
Kata kunci : Tradisi Sangia, Buton Utara, Tuturan, Makna, dan Nilai
|